PENTINGNYA ETIKA BISNIS TERHADAP PERUSAHAAN
Disusun Oleh :
Nama :
Rinardo Yoshi Baskoro
Kelas :
3EA28
NPM :
19214424
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut
benar-salah, baik -buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat
pengertian tentang etika perusahaan, etika kerja dan etika perorangan, yang
menyangkut hubungan-hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya.
Etika perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu
kesatuan dengan lingkungannya (misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat
setempat). Etika pada umumnya diidentikkan dengan moral (atau moralitas).
Namun, meskipun sama terkait dengan dengan baik-buruk tindakan manusia, etika
dan moral memiliki perbedaan pengertian. Moral lebih diarahkan pada pengertian
“nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia”. Sedangkan etika lebih
ditekankan pada pengertian “ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk”. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa etika merupakan bagian teori tentang baik dan
buruk, adapun moral adalah bagian praktiknya. Etika kerja terkait antara
perusahaan dengan karyawannya, dan etika perorangan mengatur hubungan antar
karyawan. Dalam kalangan bisnis sudah memiliki kesadaran akan pentingnya etika
bisnis dalam operasi bisnis. Bahkan dalam perkembangannya etika bisnis tidak
lagi menjadi beban yang terpaksa harus dilaksanakan perusahan melainkan sudah
menjadi salah satu strategy pengembangan perusahaan.
Karena tujuan perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya untuk “memaksimumkan
kesejahteraan si pemilik dalam rentang waktu jangka panjang melalui aktivitas
penjualan barang dan / atau jasa”. Contoh nyata akan manfaat etika bisnis
sebagai strategy pengembangan perusahaan. Misalnya Company Social
Responsibility dianggap dapat memberikan keuntungan pada perusahaan dalam
bentuk profitabilitas, kinerja financial yang lebih kokoh. Menurunkan resiko
bentrok dengan lingkungan sekitar, meningkatkan reputasi perusahaan, dan lain-lain.
Etika bisnis bagi perusahaan ini,menyangkut kebijakan etis perusahaan
berhubungan dengan kesulitan yang bisa timbul (mungkin pernah timbul dimasa
lalu). Seperti konflik kepentingan, hubungan dengan pesaing dan pemasok,
menerima hadiah,sumbangan dan sebagainya. Latar belakang pembuatan etika bisnis
adalah sebagai cara ampuh untuk melembagakan etika dalam struktur dan kegiatan
perusahaan. Bila perusahaan memiliki etika sendiri,mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memilikinya. Manfaat etikas bisnis
bagi perusahaan :
1.
Dapat meningkatkan kredibilitas
suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Hal
ini terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya tidak semuanya
saling mengenal satu sama lainnya.
2.
Membangun corporate image / citra
positif , serta dalam jangka panjang dapat menjaga kelangsungan hidup
perusahaan (sustainable company).
Kelangsungan
hidup suatu perusahaan akan bergantung pada budaya bisnis yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Perusahaan dengan budaya bisnis yang baik biasanya akan
mampu bertahan lebih lama dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki budaya
bisnis yang buruk. Selain itu, budaya bisnis juga bisa berfungsi sebagai rantai
yang mengikat setiap aspek dalam proses penyaluran persepsi atau pendapat
anggota perusahaan terhadap suatu permasalahan tertentu. Sehingga bisa menjadi
suatu kekuatan untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Adapun manfaat
budaya perusahaan dalam kaitannya dengan etika bisnis perusahaan antara
lain adalah membatasi peran yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan
lain. Menumbuhkan rasa memiliki identitas pada anggota perusahaan, mementingkan
tujuan bersama, serta menjaga stabilitas organisasi. Perencanaan strategis,
organisasi yang baik, system prosedur yang transparan didukung oleh budaya
perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen. Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan
dan tindakan individu manusia. Indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai
penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral. Individu manusia
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan
secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka.
Jika perusahaan
bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang
dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu. Jika perusahaan bertindak secara
moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak
secara bermoral. Etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting,
yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki dsaya saing yang
tinggi. Serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai yang tinggi, diperlukan
suatu landasan yang kokoh. Etika bisnis mempunyai prinsip dalam kaitan ini
berhubungan dengan berbagai upaya untuk menggabungkan berbagai nilai-nilai
dasar (basic values) dalam perusahaan. Agar berbagai aktivitas yang
dilaksanakan dapat mencapai tujuan. Secara lebih jelas, mekanismenya berjalan
sebagai berikut.“Memaksimumkan kesejahteraan si pemilik dalam jangka panjang”,
berhubungan dengan dimensi waktu yang relatif panjang serta menyangkut
sustainability. Hal ini membutuhkan adanya “kepercayaan” atau “saling
mempercayai” (trust) dari berbagai pihak yang berhubungan dengan perusahaan
(stakeholders). Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan perusahaan adalah
penerapan etika dalam bisnis.
Setiap
perusahaan memiliki permasalahan etika bisnis yang berbeda. Hal ini disebabkan
karena operasional perusahaan yang sangat spesifik dalam berbagai bidang kerja.
Sehingga setiap fungsi perusahaan memilki masalah etika tersendiri. Kebijakan
perusahaan untuk memberikan perhatian serius pada etika perusahaan akan
memberikan citra bahwa manajemen mendukung perilaku etis dalam perusahaan.
Kebijakan perusahaan biasanya secara formal didokumentasikan dalam bentuk kode
etik (Code of Conduct). Di tengah iklim keterbukaan dan globalisasi yang
membawa keragaman budaya, code of conduct memiliki peran yang semakin penting,
sebagai buffer dalam interaksi intensif beragam ras, pemikiran, pendidikan dan
agama.
Sebagai persemaian untuk menumbuhkan perilaku etis, perlu dibentuk iklim etika
dalam perusahaan. Iklim etika tercipta, jika dalam suatu perusahaan terdapat
kumpulan pengertian tentang perilaku apa yang dianggap benar dan tersedia
mekanisme yang memungkinkan permasalahan mengenai etika dapat diatasi. Manfaat
perusahaan menerapkan etika bisnis dalam hal ini adalah kinerja perusahaan yang
akan bertambah baik dengan didukung dengan karyawan/bawahan yang bermoral dan
bertanggung jawab atas sikap dan pekerjaannya. Serta menaati semua perintah
atasan dengan baik.
Dalam zaman
informasi seperti ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan
cepat dan massif. Memperlakukan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan
masyarakat umum secara etis, adil dan jujur adalah satu-satunya cara supaya
kita dapat bertahan di dalam dunia bisnis sekarang. Etika adalah berkenaan
dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa
depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah
perusahaan yang beretika. Dalam perusahaan modern, tanggung jawab atas tindakan
perusahaan sering didistribusikan kepada sejumlah pihak yang bekerja sama.
Tindakan perusahaan biasanya terdiri atas tindakan atau kelalaian orang-orang
berbeda yang bekerja sama sehingga tindakan atau kelalaian mereka bersama-sama
menghasilkan tindakan perusahaan. Jadi, siapakah yang bertanggung jawab atas
tindakan yang dihasilkan bersama-sama itu. Pandangan tradisional berpendapat
bahwa mereka yang melakukan secara sadar dan bebas apa yang diperlukan
perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung jawab. Lain halnya pendapat
para kritikus pandangan tradisional, yang menyatakan bahwa ketika sebuah
kelompok terorganisasi seperti perusahaan bertindak bersama-sama. Tindakan
perusahaan mereka dapat dideskripsikan sebagai tindakan kelompok, dan
konsekuensinya tindakan kelompoklah, bukan tindakan individu, yang mengharuskan
kelompok bertanggung jawab atas tindakan tersebut.
Etika pada
umumnya diidentikkan dengan moral (atau moralitas). Namun, meskipun sama
terkait dengan dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki
perbedaan pengertian. Moral lebih diarahkan pada pengertian “nilai baik dan
buruk dari setiap perbuatan manusia”. Sedangkan etika lebih ditekankan pada
pengertian “ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk”. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa etika merupakan bagian teori tentang baik dan buruk,
adapun moral adalah bagian praktiknya. Secara umum, peran etika bisnis pada
perusahaan dapat dilihat pada beberapa aspek. Aspek pertama yang dapat
memperlihatkan peran etika bisnis adalah nilai-nilai yang berlaku pada
perusahaan tersebut. Nilai-nilai pada suatu perusahaan adalah merupakan
landasan moral yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai visi dan misi
perusahaan tersebut. Meskipun nilai-nilai perusahaan berlaku secara universal,
namun pada praktiknya perlu juga menyesuaikan dengan sektor usaha, karakter
perusahaan, serta letak geografis perusahaan tersebut. Apabila nilai-nilai
perusahaan dapat dijalankan dengan baik, maka etika bisnis dan tanggung
jawab sosialperusahaan akan menjadi baik pula. Selain nilai-nilai perusahaan,
aspek lain yang bisa digunakan untuk melihat peran etika bisnis adalah pedoman
perilaku.
Secara umum,
peran etika bisnis pada perusahaan dapat dilihat pada beberapa aspek. Aspek
pertama yang dapat memperlihatkan peran etika bisnis adalah nilai-nilai yang
berlaku pada perusahaan tersebut. Nilai-nilai pada suatu perusahaan adalah
merupakan landasan moral yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai visi dan
misi perusahaan tersebut. Meskipun nilai-nilai perusahaan berlaku secara
universal, namun pada praktiknya perlu juga menyesuaikan dengan sektor usaha,
karakter perusahaan, serta letak geografis perusahaan tersebut. Apabila
nilai-nilai perusahaan dapat dijalankan dengan baik, maka etika bisnis dan
tanggung jawab sosialperusahaan akan menjadi baik pula. Selain nilai-nilai
perusahaan, aspek lain yang bisa digunakan untuk melihat peran etika bisnis
adalah pedoman perilaku. Berdasarkan uraian diatas makan penelitiani ini
bermaksud untuk membahas tentang “PENTINGNYA ETIKA BISNIS TERHADAP PERUSAHAAN”.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam hal ini berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas,
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah etika mempunyai peranan
terhadap perusahaan ?
2.
Bagaimanakah contoh pelanggaran
etika bisnis terhadap perusahaan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
·
untuk mengetahui
apakah etikamempunyai peranan dalam berbisnis
BAB II
TELAAH LITERATUR
2.1 Pengertian Etika
Pengertian
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat
dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos”
dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara
hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan moral
lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Istilah Etika berasal
dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethos sedangkan
bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai
banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan
arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi
terbentuknya istilah Etika yang
oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara
etimologis (asal usul kata), etika mempunyai
arti yaitu ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
· Menurut Parah
Ahli
Ø
Rosita noer
Etika adalah ajaran (normatif) dan pengetahuan (positif) tentang
yang baik dan yang buruk, menjadi tuntutan untuk mewujudkan kehidupan yang
lebih baik.
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari
kebiasaan") adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab.
Ø
Drs. O.P. Simorangkir
Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut
ukuran dan nilai yang baik.
Ø
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika
filsafat
Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang
dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Ø
Drs. H. Burhanudin Salam
Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai norma
dan moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
2.2
Macam-Macam Etika
Dalam membahas Etika
sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu
sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia
secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas
keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara
rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan
penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang
dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai
berikut:
1.
Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan
perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya
sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara
mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia
sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya.
Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa
nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu
memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
2.
Etikas Normalitas
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan
seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh
manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif
merupakan normanorma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan
menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang
disepakati dan berlaku di masyarakat.
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas
dapat diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:
1. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus
membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
2. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang
membicarakan baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Definisi
tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya
ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan
lebih bersifat sosiologik.
3. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang
bersifat normatif, dan evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya
terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta,
cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih
bersifat informatif, direktif dan reflektif.
2.3 Pengertian
Bisnis
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis
dari bahasa inggris (business), dari kata dasar busy yang berarti
"sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam
artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis,
dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk
mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan
operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha,
atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar
keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Secara
etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
Kata
"bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya —
penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu
kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau
keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar
tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian".
Penggunaan yang paling luas merujuk pada
seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Namun
definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga
saat ini.
Berikut ini ada beberapa pengertian bisnis menurut para ahli antara lain:
1. Allan afuah (2004)
Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang
terorganisasi untuk menghasilkan dana menjual barang ataupun jasa agar
mendapatkan keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan ada di dalam
industry.
2. Chwee (1990)
Bisnis merupakan suatu sistem yang memproduksi barang dan
jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat.
3. Grifin dan ebert
Bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang
atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
2.4 Pengertian Etika Bisnis
Secara
sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini
mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum
yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan
di masyarakat.
Etika bisnis
lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang
lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam
kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur
oleh ketentuan hukum.
Velasques
(2002), etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar
dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan
dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Sim (2003)
dalam bukunya Ethics and Corporate Social Responsibility – Why Giants Fall,
menyebutkan:
Ethics is a
philosophical term derived from the Greek word “ethos,” meaning character or
custom. This definition is germane to effective leadership in organizations in
that it connotes an organization code conveying moral integrity and consistent
values in service to the public (Etika adalah istilah filosofis yang berasal
dari "etos," kata Yunani yang berarti karakter atau kustom.
Definisi erat
dengan kepemimpinan. yang efektif dalam organisasi, dalam hal ini berkonotasi
kode organisasi menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten
dalam pelayanan kepada masyarakat.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pentingnya Etika Bisnis Terhadap Perusahaan
Ada beberapa alasan mengapa etika
itu penting bagi kegiatan bisnis, anatara lain :
a.
Pertimbangan etika sangat konsisten dengan tujuan
bisnis, khususnya tujuan untuk memaksimumkan keuntungan.
b.
Etika seharusnya menjadi pedoman bagi semua kegiatan
manusia, karena bisnis adalah kegiatan masyarakat maka etika seharusnya menjadi
pedoman dalam kegiatan bisnis tersebut.
c.
Bahwa aktifitas bisnis adalah sama dengan aktifitas
masyarakat lainnya, tidak akan dapat
berlangsung kecualai
para pelakunya mematuhi standard etika yang ada.
Perilaku Etis
penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Pentingnya
etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif baik lingkup makro ataupun
mikro.
1.
Perspektif
Makro
Pertumbuhan suatu negara tergantung pada efektivitas dan efisiensi
sistem pasar dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang
diperlukan supaya sistem dapat bekerja secara efektif dan efisien adalah:
a. Adanya hak memiliki dan mengelola properti swasta
b. Adanya kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa
c. Adanya ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan
barang dan jasa. Jika salah satu subsistem dalam sistem pasar ini melakukan
perilaku yang tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem
dan mengambat pertumbuhan sistem secara makro.
2.
Perspektif
Mikro
Dalam
lingkup mikro perilaku etis identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam
lingkup mikro terdapat rantai relasi dimana pemasok (supplier), perusahaan,
konsumen, karyawan saling berhubungan dalam kegiatan bisnis yang saling
mempengaruhi. Tiap mata rantai di dalam relasi harus selalu menjaga etika
sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik.
Masyarakat juga cenderung
menghukum atau menyalahkan pelaku bisnis yang tidak bermoral serta menghargai
atau memuji pelaku bisnis yang bermoral, sehingga pemahaman ini menjadi bahwa
pelaku bsinis yang bermoral akan memperoleh keuntungan walaupun tidak jelas
dalam bentuk dan jangka waktunya, sedangkan pelaku bsinis yang tidak bermoral
akan mengalami kerugian yang juga tidak jelas bentuknya seperti apa dan jangka waktunya.
Peranan
etika juga dapat menyebabkan pelanggaran.Pelanggaran etika bisa terjadi di mana
saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya banyak perusahaan yang menghalalkan segala cara.
Praktek
curang ini bukan saja merugikan masyarakat, tapi perusahaan itu sendiri
sebenarnya.Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting
demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri.
Bisnis
yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari
perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang
menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut
menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral.
Etika
memerlukan pemahamansemua pihak agar kegiatan masyarakat tetap berlangsung dan
menguntungkan semua yang terlibat, akan menjadi suatu jawaban terjadinya
kesenjangan dan kepincangan dunia bisnis.
Tanpa
etika yang diterapkan oleh semua pihak yang terkait dalam kegiatan bisnis
tersebut tentu kegiatan bisnis tidak akan dapat bertahan. Bahwa etika merupakan
keharusan untuk bisnis dalam jangka panjang dan untuk kelangsungan
bisnis.(Satyanugraha, 2003).
Banyak hal yang berhubungan
dengan pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan oleh para pebisnis yang
tidak bertanggung jawab di Indonesia.
3.2 Contoh
Kasus Pelanggaran Etika Bisnis Terhadap Perusahaan
Perjalanan obat
nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT Megasari Makmur yang
terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. PT Megasari Makmur juga
memproduksi banyak produk seperti tisu basah, dan berbagai jenis pengharum
ruangan. Obat nyamuk HIT juga mengenalkan dirinya sebagai obat nyamuk yang
murah dan lebih tangguh untuk kelasnya. Selain di Indonesia HIT juga mengekspor
produknya ke luar Indonesia.
Obat anti-nyamuk
HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan ditarik dari peredaran
karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan terhadap manusia.
Departemen
Pertanian, dalam hal ini Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi di pabrik
HIT dan menemukan penggunaan pestisida yang menganggu kesehatan manusia seperti
keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan, gangguan
terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.
HIT yang
promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat berbahaya
karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan
Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia).
Obat
anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot)
dan HIT 17 L (cair isi ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan
melaporkan PT Megarsari Makmur ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada
tanggal 11 Juni 2006.
Korbannya yaitu
seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat
keracunan, setelah menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk
HIT.
3.3 Penyelesaian Masalah yang dilakukan PT.Megasari Makmur dan Tindakan
Pemerintah
Pihak produsen
(PT. Megasari Makmur) menyanggupi untuk menarik semua produk HIT yang telah
dipasarkan dan mengajukan izin baru untuk memproduksi produk HIT Aerosol Baru
dengan formula yang telah disempurnakan, bebas dari bahan kimia berbahaya.
HIT Aerosol
Baru telah lolos uji dan mendapatkan izin dari Pemerintah. Pada tanggal 08
September 2006 Departemen Pertanian dengan menyatakan produk HIT Aerosol Baru
dapat diproduksi dan digunakan untuk rumah tangga (N0. RI. 2543/9-2006/S).
Sementara itu
pada tanggal 22 September 2006 Departemen Kesehatan juga mengeluarkan izin yang
menyetujui pendistribusiannya dan penjualannya di seluruh Indonesia.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dalam penulisan ini dapat
disimpulkan bahwa ada perusahaan yang menjalankan etika bisnisnya dengan baik
dan ada juga yang tidak menjalankan etika bisnisnya yang tidak baik sehingga
banyak melakukan pelanggaran.
Beberapa faktor yang menyebabkan
pelanggaran etika bisnis diantaranya yaitu banyaknya competitor yang baru dengan
produk mereka yang lebih menarik dan bagus, inginnya produsen menambah pangsa
pasar dan keinginan produsen menguasai pasar.
Kalau etika nya baik dan kinerja nya pun juga bisa ikut
membaik. Maka, etika dalam berbisnis juga dapat mempengaruhi
loyalitas kepada pelanggan bisnis kita. Serta dapat menarik kembali minat para
pelanggan bisnis kitalagi.
DAFTAR PUSTAKA
Churiyah,Madziatul,Juli 2011,”Pengaruh Konflik
Peran, Kelelahan Emosional terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen
Organisasi”,Vol.16,No.2
Gustina
2008, “Etika Bisnis Suatu Kajian Nilai Dan Moral Dalam Bisnis” Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis Vol.3 No.2
Purwati,Ana,Maret 2011,”Pengaruh
Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Persepsi atas Lingkungan, dan Prestasi Belajar
Ekonomi terhadap Perilaku Konsumsi”,Vol.16,No.1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar